
Tiga angka yang sudah di depan mata, terbuang sia-sia. Hanya dalam waktu kurang dari dua menit tersisa, Arema tidak mampu mempertahankan keunggulan 2-1. Pemain pengganti, Fabio Lopez membuyarkan mimpi itu.
Kedudukan akhir 2-2 (0-1) tak terelakkan lagi, saat Arema menjamu Persija di lanjutan Super Liga di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, semalam.
Sukses Persija menyamakan kedudukan, tak lepas dari kecerobohan pemain-pemain belakang Arema. Sejak 15 menit terakhir, mereka terlalu percaya diri untuk bermain di daerah pertahanan.Padahal, Persija memiliki pemain dengan skill di atas rata-rata dan kecepatan mereka untuk melakukan counter attack cukup bagus. Jelas hasil imbang itu sangat disayangkan. Karena Arema tetap belum mampu bergeser dari papan bawah.
Pertandingan itu sendiri, sebenarnya berjalan cukup menarik. Kedua tim yang bermain terbuka dalam tensi tinggi sejak peluit kick off babak pertama ditiup Fiator Ambarita, wasit asal Bandung itu, membuat pertandingan berlangsung keras dan menarik ditonton. Arema memperoleh peluang pertama cetak gol lewat Pato Morales menit 6. Namun umpan langsung lambung dari tendangan bebas Chmelo Roman masih melebar di kiri gawang Persija.
Lawan membalas dua menit berselang, tendangan mendatar begitu deras Aliyuddin meneruskan umpan dari M Ilham juga masih melenceng di sisi kanan gawang Dadang Sudrajat.
Arema mampu tampil lebih trengginas dengan determinasi tinggi lepas dari 16 menit babak pertama, ketika tim lawan harus bermain dengan 10 pemain setelah Pierre Njanka diusir wasit Fiator Ambarita. Menit ke-16 sebuah pelanggaran keras dibuat stopper Persija itu terhadap Buston Brown berbuah kartu kuning kedua dan sejurus kemudian wasit mencabut kartu merah untuknya. Sebelumnya, menit 14, Njanka sudah menerima kartu kuning pertama ketika menjatuhkan Patricio ‘Pato’ Morales Gaete.
Keluarnya kartu merah itu tak kepas dari gencarnya serangan yang digalang duet Pato-Buston dengan sokongan trio Pulalo, Arif Suyono, Roman, dan memaksa defender Persija kerepotan dan tak jarang bermain keras.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan lewat keunggulan satu orang pemain, para pemain Arema kian impresif mengurung pertahanan Macan Kemayoran.
Upaya Suroso menit ke-21 misalkan, nyaris saja membuakan gol, hanya saja tendangan voli kerasnya masih mudah dihalau keluar Bambang Pamungkas yang ikut membantu lini belakang timnya. Bahkan menit 35, Akhmad Sembiring yang mendapat assist dari Chmelo Roman, sundulannya juga masih mampu ditepis keluar kiper Hendro Kartiko.
Begitu pula heading Sembiring menit 37 ketika kiper Hendro Kartiko sudah out of position, juga hilang percuma karena terlalu melebar keluar lapangan rumput hijau.
Rasa penasaran sekitar 35 ribu Aremania yang memadati Stadion Kanjuruhan Kepanjen kian bertambah, ketika Buston Brawn menit 44 yang tinggal berhadapan satu lawan satu dengan kiper Hendro Kartiko, tendangan masih terlampau lemah dan mudah saja dipeluk mantan penjaga gawang Persewangi Banyuwangi dan Mitra Surabaya itu.
Terus menerus mengurung pertahanan lawan, justru membuat lengah lini belakang Arema yang malam kemarin ditempati Suroso-Boubackar Kita-dan Erik Setiawan.
Terlalu asyik menyerang dan ikut naik ke depan, justru menjadi petaka bagi tim Singo Edan. Sebuah placing ball menit 45 yang dilakukan Greg Nwokolo dari sisi kiri pertahahan Arema ke rekannya Aliyuddin, coba diamankan Erik Setiawan. Bermaksud membuang keluar bola, namun bola melintir dan merobek gawang sendiri, 0-1.
Babak kedua baru berusia 13 menit, adalah Pato Morales yang akhirnya mampu menjawab kebuntuan timnya di saat 58 menit usia pertandingan. Tendangan bebas keras menyurur tanah sekitar 20 meter dari luar kotak penalti, cukup deras dan mampu memperdaya gerakan kiper Hendro sekaligus menyamakan kedudukan 1-1.
Bahkan Arema mampu balik leading 2-1 menit 65 lewat gol ‘bola fair play’ milik lawan yang sama persis prosesnya ketika gawang Kurnia Meiga dibobol striker Bontang PKT, James Debba.
Berawal dari terjatuhnya Ponaryo di tengah lapangan dan bola dalam penguasaan Persija, wasit lalu menghentikan pertandingan. Alex Pulalo yang melakukan tendangan ke arah rekannya Chmelo Roman, bola fair play tersebut lalu diarahkan pemain asal Slovakia itu ke pemain belakang Persija. Tak diduga, Buston Brawn menyerobot dari belakang dan begitu mudahnya menceploskan si kulit bundar ke gawang Hendro, 2-1.
Sontak saja para pemain dan pelatih Persija, Danurwindo melakukan protes keras ke arah wasit Fiator Ambarita dan pengawas pertandingan, Muh Saugi dari Semarang.
Namun tetap tak bisa memaksa wasit menganulir gol kedua Arema, dan memang hal itu tak diatur dalam peraturan pertandingan kompetisi FIFA terlebih PSSI dan AFC.
Sempat terhenti beberapa saat, tim tamu akhirnya mau melanjutkan pertandingan dan bahkan menit 68 nyaris saja menyamakan skor, ketika umpan Robertino ke arah Fabio Lopes, tandukan pemain pengganti ini masih menerpa mistar atas gawang Dadang.
Bahkan memasuki masa injury time menit 93, Persija akhirnya mampu membungkam gempita puluhan ribu Aremania yang bersiap-siap merayakan kemenangan timnya.
Tendangan bebas Greg Nwokolo dari sektor kanan pertahanan Arema, bola melambung ke tiang jauh. Sementara fokus para pemain Arema lebih ke arah pergerakan Bambang, Agus Indra Kurniawan dan Abanda Herman di mulut gawang, berakibat fatal.
Tanpa diduga-duga, Fabio Lopes datang dari arah belakang dan posturnya yang jangkung mampu memenangkan duel udara dan merobek gawang Arema, dan skor menjadi imbang 2-2.
Meski di akhir masa injury time menit 94, Persija kembali harus kehilangan satu orang pemain, setelah Greg Nwokolo diusir dari lapangan oleh wasit. Akan tetapi itu tak banyak membantu tuan rumah, sebab beberapa saat kemudian wasit meniup peluit panjang bubaran pertandingan.
Comments :
0 comments to “TIDAK MAMPU BERTAHAN”
Post a Comment